Jumat, 20 Maret 2009

Globalisasi versus Perdagangan Luar Negeri



Oase kamis sore yang diadakan tanggal 19 Maret 2009 tidak sesuai rencana. Pembicara dari Spritual Leadeship Training and Education Center (SLTEC), Mas Bey, tidak bisa hadir karena beliau harus mendadak ke jakarta. Namun, panitia tidak ingin mengecawakan rasa penasaran peserta yang sudah menanti pencerahan dari ustadzs di Oase Forkiis. Acara tetap berlanjut namun pembicara dan tema diganti. Pembicara kali itu dari Imperialism Watch Forum, bapak Tindyo Prasetyo. Beliau berbicara Isu Globalisasi yang menjadi alat untuk menjajah ekonomi. Wah, memang ngeri sekali apa yang dibicarakan, maklum saja. Tema acaranya: "Islam, way of life: Menghapus Keterjajahan Ekonomi". Audien yang hadir sangat antusias. Karena sebagian besar audien adalah para calon manajer perusahaan, mereka banyak bertanya mengenai ekonomi Islam.

Pak Yoyok, begitu kami memanggil pak pembicara, menjelaskan perbedaan globalisasi dan perdagangan luar negeri. "Globalisasi tidak sama dengan perdagangan luar negeri. Islam sendiri menghalalkan perdagangan luar negeri, karena melihat afal Rosullulah juga pernah melakukannya. Disamping itu memang realitas membuktikan bahwa setiap negara tidak selalu mampu menghasilkan barang yang dibutuhkannya, jadi perdagangan luar negeri tidak ada masalah", ujar alumni karyawan Freeport McMoran ini. Namun Globalisasi adalah pola penjajahan ekonomi yang melegalkan eksploitasi SDA negara-negara dunia ketiga seperti indonesia. Beliau menegaskan bahwa Globalisasi didukung oleh banyak pihak diantarnya, organisasi internasional (PBB dan dibawahnya), univesitas, yang pada akhirnya dilegalkan melalui Undang-undang yang di berlakukan oleh pemerintah. Yang tak kalah serunya, ternyata universitas juga memberi pembenaran ilmiah atas Globalisasi yang secara fakta dapat merugikan negara-negara dunia ketika (baca Indonesia). [Forkiiis]

1 komentar: